Nama Bibit : Pohon Trembesi
Jenis : Tanaman Pelindung, Tanaman Berbatang Keras
Media Tanam : Tanah, Polybag Plastik
Ukuran : 30 cm – 150 cm
Pemasaran : Seluruh Indonesia
Harga : Informasi Harga Telp / WA 081328091610
Deskripsi Bibit Pohon Trembesi
Bibit Pohon Trembesi(Albizia saman) merupakan tumbuhan pohon besar, tinggi, dengan tajuk yang sangat melebar. Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Pohon ini mempunyai beberapa julukan nama seperti Saman, Pohon Hujan dan Monkey Pod, dan ditempatkan dalam genus Albizia.[1] Perakarannya yang sangat meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat serta kotoran dari tonggeret yang tinggal di Bibit Pohon Trembesi.
Bibit Pohon Trembesi adalah spesies pohon berbunga dalam keluarga kacang polong. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar di seluruh daerah tropika. Di beberapa tempat bahkan dianggap mengganggu karena tajuknya menghambat tumbuhan lain untuk berkembang.
Pohon Trembesi ini berasal dari Afrika dan biasa ditanam sebagai pelindung di taman atau tepi jalan. Karena kuncup bunganya yang mampu memuncratkan air, dalam bahasa Sunda ia dikenal sebagai ki acret (“pohon muncrat”) dan dalam bahasa Jawa disebut crut-crutan. Nama “pohon hujan” juga terhubung dengan sifat ini, karena orang merasa seperti turun hujan jika berjalan di bawah pohon trembesi. Dalam bahasa Inggris, ia dikenal dengan nama African tulip, karena warna bunganya yang mirip bunga tulip.
Bibit Pohon Trembesi cepat tumbuh dan batang kayunya tidak keras, namun rajin berbunga sehingga banyak dipakai untuk penghijauan dan pertamanan. Pengembangan di Indonesia dengan menggunakan stek akar atau tumbuhan liar. Batang pohonnya berwarna putih dapat tumbuh hingga mencapai 20 meter.
Nilai Ekonomi Bibit Pohon Trembesi
Pohon Trembesi banyak ditanaman di pinggir jalan dan digunakan untuk peneduh jalan, selain itu Pohon Trembesi mampu menyerap karbon dioksida lebih besar dibandingkan pohon lain. Menurut penelitian Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya. Penyerapan ini bahkan lebih banyak dari dua kali lipat dari bambu yang menyerap karbondioksida 12 ton per tahun. Apalagi, dibandingkan beringin yang “hanya” menyerap 500 kg karbondioksida per tahunnya. Pantas saja, pohon trembesi banyak ditanam di sepanjang jalan raya. Biar bisa langsung menyedot emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor.
Biji trembesi berbentuk seperti kuaci. Selain bisa dijadikan makanan ringan, ternyata biji trembesi juga bisa dijadikan obat pencuci perut. Caranya adalah dengan menyeduh biji trembesi dengan air panas sampai larut, kemudian diminum saat hangat. Selain itu, ekstrak daun pohon trembesi juga bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis, bakteri yang menyebabkan penyakit TBC.